Selamat Datang

Bagi pengunjung Blog, silahkan di baca dan di simak dengan baik, pada Artikel dan Komentar untuk mendapatkan ilmu dan manfa'at nya.

Silahkan mengunjungi Toko Online di sini Tokopedia Teguh HydroFarm dan Shopee Teguh Sakura
Silahkan mengunjungi Channel Youtube disini Youtube Teguh Sakura

Alhamdulillah, Terima kasih bagi yang telah mengunjungi Blog, Toko dan Channel Youtube.




Senin, 26 Oktober 2015

Sistem Fertigasi untuk tanaman Tomat

Kali ini saya menulis artikel tentang Sistem Fertigasi di dalam pertanian hidroponik,
Artikel ini bersumber dari forum kaskus, dan di tulis oleh Marutoklopokono (Pak Ardy), berdasarkan pengalaman dia di kebun hidroponik miliknya di Lembang.
Artikel ini saya edit seperlunya untuk menambahkan informasi.


Kebun Hidroponik Tomat sistem Fertigasi milik Pak Huda di Nongkojajar, kota Malang.
Didalam foto dari kiri adalah Pak Tosin Glio, Pak Tatag Hadi dan Pak Huda.

Disclaimer/Peringatan :
1. Apa yang ane share di sini hanyalah contoh, sekedar sharing apa yang ane lakukan di kebun,
jangan dijadikan patokan atau bahkan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kondisi kebun kita berbeda-beda Om/Tante sekalian.
Jadi temukan yang paling pas di situ.

2. Yang ane kasih contoh memang hanya Tomat saja, karena Tomat sedikit lebih kompleks daripada Cabe, dll.
Menurut ane kalau lulus di Tomat maka nanem yang lain semoga bisa lancar.

3. Penyiraman ane lakukan 3 kali sehari jam 8 pagi, jam 12 siang, jam 5 sore, masing-masing 200 ml larutan.  ( Dengan menyeting Timer pada Jam 08:00, 12:00 dan 17:00 )
Ane pesen aja lakukan penyiraman secara konsisten.
kalau 2 kali sehari ya 2 kali terus, kalau 3 kali ya 3 kali terus sampai panen.
Tomat itu sensitif terhadap perbedaan kuantitas penyiraman.
Jangan sampai kalau gak sempet nyiram gak disiram sama sekali, kalau pas semangat nyiram nyiramnya sampai 5 kali sehari pompa dijalanin.
Jadi yang dimainin TDS-nya, jangan kuantitas penyiramannya.
Ane gak gunakan sistem continue, tapi Timer.
Karena beberapa penyakit Tomat timbul salah satunya karena ketidak konsistenan penyiraman.

Ane membagi penanaman Tomat dalam 4 Fase yang berbeda.
Kalau ada yang membagi menjadi 3 atau atau bahkan cuma 2, dipersilahkan.
Semua punya alasan masing-masing berdasarkan pengamatan kebutuhan dan kondisi lingkungan kebun.

Selanjutnya, mari kita bahas mengenai Fase Fase tersebut.
Silahkan di baca sampai akhir dan di simak.



- Fase ke Satu - Vegetatif I
Fokus :Pertumbuhan Akar Batang Daun
Usia : 1 HST - 20 HST
Nutrisi : Vegetatif (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 1100 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Pada tahap ini sederhana saja, mulai dari pemindahan tanaman muda ke instalasi produksi. Fase ini berakhir ketika kita mulai menemukan cabang yang tepat untuk kita besarkan (karena ane melakukan budidaya dengan sistem double stem bukan single stem).

Data Foto Tanaman
Usia : 4 HST
Varietas : Momotaro
Seeds Company : TAKII JAPAN



Tanaman Tomat masa Vegetatif pertama


- Fasa kedua - Vegetatif II
Fokus :Penyempurnaan Postur Tanaman
Usia : 21 HST - 45 HST
Nutrisi : Vegetatif (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 1900 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Tahap ini merupakan fase penyempurnaan kedua stem tanaman menjadi sama besar pertumbuhannya, dan berakhir ketika mulai muncul cluster bunga kedua di masing-masing stem (cluster bunga pertama di kedua stem dipotong untuk mematangkan fase Vegetatif).

Data Foto Tanaman
Usia : 40 HST
Varietas : Garincha
Seeds Company : ENZA ZADEN

Tanaman Tomat masa Vegetatif kedua



- Fasa ketiga - Generatif I
Fokus :Penyempurnaan Cluster Buah
Usia : 46 HST - 74 HST
Nutrisi : Generatif (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 2700 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Tahapan ini tanaman fokus pada polinasi dan pematangan cluster buah. Tahapan ini berakhir ketika minimal 2 cluster buah paling bawah dari tiap stem yang ada sudah mengalami polinasi sempurna, sehingga bunga yang ada sudah berubah menjadi bakal buah yang berkembang baik.

Data Foto Tanaman
Usia : 64 HST
Varietas : Mini Santa
Seeds Company : ENZA ZADEN

Tanaman Tomat masa Generatif pertama


- Fasa ke empat - Generatif II
Fokus :Pembesaran dan Pematangan Buah
Usia : 75 HST ke atas
Nutrisi : Generatif  (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 3500 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Tahap ini adalah tahapan paling akhir terus sampai panen.

Data Foto Tanaman
Usia : 77 HST
Varietas : Vernal Beef
Seeds Company : ENZA ZADEN





Tambahan:


- Nutrisi khusus Vegetatif, biasa di sebut Nutrisi Sayuran Daun, ini untuk memaksimalkan pertumbuhan Daun tanaman.
Ini masih di pisah lagi, ada Nutrisi khusus Lettuce.
Meski pakai yang umum khusus Sayuran Daun sudah bagus.

- Nutrisi khusus Generatif, biasa di sebut Nutrisi Sayuran Buah, ini untuk memaksimalkan pertumbuhan Buah tanaman.
Ini masih di pisah lagi, ada Nutrisi Khusus Generatif Buah Tomat, Buah Melon, Buah Paprika, Buah Cabe, dst


- Perbandingan antara Nutrisi khusus Tomat dengan Nutrisi buah umum menurut Pak Ardy setelah di test di kebun nya (Ini berlaku tidak pada jenis Indigo Rose saja, tapi buat Tomat jenis lain juga), adalah:
Hasil yang sudah saya amati selama ini kalau mau maksimal, kalau pakai Nutrisi buah umum gunakan komposisi biasa (5-5-1) pas fase vegetatif 275 ml dan pas fase generatif 300 ml. Lumayan sampai panen dapet 4 kiloan per pohon (Tomat sayur Hybrid).
Jika pakainya Nutrisi khusus Tomat biasa pakainya 250 ml pas vegetatif dan 275 ml pas generatif. Lumayan panen keluar 5 sampai 6 kiloan per pohon (Tomat sayur Hybrid).
Jika pakai Nutrisi Spesifik Tomat Advance yang sudah dipisahin vegetatif generatif, pakainya lempeng aja dari fase vegetatif sampai generatif tetep 250 ml gak usah mikir lagi. Yang ini karena standar industri pasti keluarnya sekitar 8 sampai 9 kiloan per pohon (Tomat sayur Hybrid, sistem tanam 2 cabang, 10 cluster bunga dengan 8 buah per cluster). Farming Proven !!! (Sudah di buktikan di Kebun)
Baik jumlah 250 ml, 275 ml atau 300 ml kalau bisa diberikan selama 4 sampai 5 jam Om, bisa langsung (kalau pompanya kuat) atau diselingi 1 jam supaya pompa ada jedanya jadi gak cepet jebol.


 Komposisi medianya, dalam skala hobi bisa pakai yang advance seperti vermiculite perlite, hydroton, pakis, moss dan lain-lain. 
Yang konvensional dan biasa dipakai untuk skala industri masal adalah sekam bakar + cocopeat. 
Atur perbandingannya biasanya 3 banding 1, alias 3 sekam 1 cocopeat. 
Jangan kebalik atau dibikin 1 banding 1 soalnya cocopeat menahan air sifatnya, air gak cepet keluar, 
jadi bakalan terlalu asam medianya kalau pakai 1 banding 1.

- Hati hati dalam memilih Cocopeat, jangan memakai Cocopeat dari Buah Kelapa yang tanaman nya tumbuh dekat pantai , karena cocopeat nya mengandung Garam.
Ini akan mengacaukan tanaman. 


- Diperhitungkan juga kapasitas power Pompa, karena kalau kegedean maka Stick Dripper bisa copot dari selang HDPE 5 mm dan mancur kemana-mana.

Keberhasilan fase vegetatif tidak bisa langsung terlihat dari morfologi tanaman yang kelihatan saja. 
Misal ada yang bilang kalau daunnya lebar-lebar, jarak antar dahan daun rapat, batang besar, dan warna menghijau sempurna. 
Tanaman terlihat sehat seperti ini belum tentu bisa dianggap fase vegetatifnya berhasil, 
karena kalau hanya mau daun rimbun dan morfologi tanaman seperti itu, dibanyakin Nitrogen (N) pada nutrisinya, 
maka tanaman akan menunjukkan gejala seperti itu.

Keberhasilan fase vegetatif bisa dilihat dari perkembangan ketika mengawali fase generatif. 
Kegagalan fase vegetatif bisa ditunjukan justru saat fase awal generatif, 
misalnya dengan kerontokan bunga, kegagalan penyerbukan sendiri, 
kegagalan pembentukan cluster-cluster bunga selanjutnya (tanaman tomat yang gagal fase vegetatifnya akan susah membentuk cluster bunga di atas 8). 
Timbulnya penyakit busuk pantat pada Tomat penyebab utamanya juga kegagalan fase vegetatif, 
yang menyebabkan ketidak seimbangan Calcium tanaman Tomat saat memasuki fase generatif.

Keberhasilan fase generatif diawali dengan keberhasilan penyerbukan sendiri (90% bunga dalam 1 cluster bisa menjadi buah) menjadi bakal buah, 
pembesaran buah merata dan sempurna, hingga waktu pematangan buah.

- Perbandingan Konvesional dan Hidroponik, ini penhelasan dari Pak Ardy, yaitu
Sebagai perbandingan saja, ambil contoh kasus tanaman Tomat, berdasarkan pengalaman untuk lahan konvensional open field hitungan anggaran yang harus disiapkan untuk pupuk, obat dan perawatan per pohon jatuhnya 2.000 rupiah sampai panen, hasil buah paling 4 kilo per pohon. Sedangkan fertigasi hidro jatuhnya sekitar 8.000 rupiah per pohon sampai panen, dengan hasil sekitar 9 kilo buah per pohon.
Kalau dilihat dari sini memang kelihatan lebih rugi di fertigasi, hasil cuma 2,25 kalinya sedangkan biaya produksi 4 kali lipatnya. Tapi kalau sudah dikonversi dengan memasukkan faktor tenaga kerja maka bedanya jadi jauh Om.
Tenaga kebun di sini harian saja upahnya 50 ribu lho, sama-sama nanem 1.000 pohon misalnya, di lahan konvensional open field butuh minimal 2 orang ngerawat segitu banyak pohon Tomat, dari mulai nyiram tiap hari, metikin Sucker, masang ajir bambu, ngerapiin taneman, membersihkan gulma, memberikan pupuk, penyemprotan obat, dan lain-lain.
Sedangkan di fertigasi ngerawat 1.000 pohon cukup 1 orang saja, nyiram udah di timer, gak usah musingin ngasih pupuk, pemakaian obat juga bisa ditekan hingga setengahnya, gak usah musingin gulma, dan lain-lainnya. 
Kalau sudah begini dihitung total cost produksinya jadi murah fertigasi.

- Alasan Kenapa Pemberian Nutrisi di bagi dua, Dengan Nutrisi Khusus Vegetatif dan Nutrisi Khusus Generatif, yaitu:
Gini Om, makin lama kan orang makin males nih, irit biaya dan tenaga juga. Karena nambah karyawan kebun = nambah biaya produksi pas panen nanti. Kalau Green House masih 10 meter atau 20 meter persegi, nutrisi masih bisa dikontrol manual dari outputnya secara detail per titik, sampai Delivery ke tanaman TDS dapet berapa PPM.
Cuma kalau udah skala industri, luas Green House mulai hektaran, ngontrolnya hanya di bak penampung sama ujung setiap bedengan atas bawah per Green Hose diambil sampel 6 titik saja. Delivery nutrisi outputnya dapet berapa.
Prinsip bikin nutrisi yang sudah dipisahin ini memudahkan atau membuat kita irit tenaga dan biaya. Udah aja dari kecil pakai nutrisi vegetatif, cluster bunga pertama dicabut, sampai muncul cluster bunga kedua baru ganti semua dengan generatif. Jujur Om, tenaga karyawan di kebun kurang memenuhi syarat jika harus dilatih ngukur TDS dan segala macam. Pendidikan mereka ada yang cuma lulus SD. Yang penting air bakunya saja sebelum dicampur nutrisi usahakan pH-nya 6,0.


Penampakan Kebun Hidroponik Tomat milik Pak Ardy, saat baru memindah semaian tomat:


Metan pakai Sekam Bakar campur Cocopeat

Tali tali ajir nya masih belum di rapikan.





Sumber:
1. 
http://www.kaskus.co.id/show_post/55743a601ee5dfb70b8b456a/2525/-
2. http://www.kaskus.co.id/show_post/547ba294bfcb17cb5d8b456d/1707/-
3. http://www.kaskus.co.id/show_post/547f839f9e74043a528b4572/1721/-
4. http://www.kaskus.co.id/show_post/5482ef99d44f9fff598b4575/1733/-
5. http://www.kaskus.co.id/show_post/547ceaf0a1cb173a038b4569/1710/-
6. http://www.kaskus.co.id/show_post/547b0a71a2cb174d028b456e/1705/-
7. http://www.kaskus.co.id/show_post/547aa10ba09a3991568b4578/1701/-

Artikel menarik lain nya untuk pemasangan Sistem Fertigasi, bisa cek situs ini http://humairafarm.blogspot.com/2012/10/system-pemasangan-pipa-fertigasi.html


Semoga bisa membantu. ^_^

8 komentar:

  1. kenapa harus sekam + kokopeat?
    kalo satu2x (cocopeat saja / sekam saja) bgmn?
    perbandingan yg bagus 1:3 ya?
    blog sebelah bilangnya 1:1 <--- metamnya jadi keras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir ke blog saya,

      Bisa saja memakai Cocopeat saja atau Arang Sekam saja, cuman hasilnya bisa tidak sesuai harapan.
      Saat kita mau memutuskan pakai Metan apa, perbandingan berapa, itu kita perlu melakukan percobaan dulu, untuk menentukan Metan yang terbaik buat tanaman, kondisi lingkungan dan nutrisi yang anda pakai.

      Btw, di Buku Hidroponik keluaran Balai Pertanian Indonesia, menyarankan Sekam Bakar di campur pasir yg halus.
      Cuman perbandingan nya saya lupa.

      Dari situ, gak ada acuan baku, kita nya yang harus melakukan percobaan percobaan.

      ps: Om Ardy yg menulis artikel diatas, juga melakukan penelitian dan percobaan dulu sebelum di aplikasikan untuk skala produksi.


      Semoga membantu. ^_^

      Hapus
  2. permisi numpang tanya, apa ada yang punya Contact Personnya pak Huda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir ke blog saya,

      Ma'af saya tidak tahu.
      Coba saja main ke Kebun Hidroponik milik Pak Dzaelani di Purwodadi, dan tanya kepala kebun disana.
      Mas Huda kadang ada disana.

      Hapus
  3. "cluster bunga pertama di kedua stem dipotong untuk mematangkan fase Vegetatif " ini maksutnya bunga pertama dipotong ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir ke blog saya,

      Saya tidak tahu pasti, tapi dari pemahaman saya, Anda betul.

      Semoga membantu. ^_^

      Hapus
  4. untuk alamat lengkap kebun pak huda dimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mampir ke blog saya,

      Ma'af saya tidak tahu,
      Saya cuman tahu Kebun nya ada banyak, ada yang di Nongkojajar dan ada yang di Dampit.
      Mungkin anda bisa bertanya ke AgroGemilang milik Pak Tatag Hadi di perbatasan Singosari dan Lawang, atau di Nongkojajar.
      Atau ke Pak Tosin Glio, dia adalah "Dokter Tanaman" dari Malang.

      Semua kontak nya saya tidak tahu, tapi mereka punya Akun FB, bisa coba di cari.
      Biasanya berkumbul di Grup FB Hidroponik bernama BBH (Belajar Bareng Hidroponik)

      Semoga membantu.
      ^_^

      Hapus