Kali ini saya menulis artikel tentang Sistem Fertigasi di dalam pertanian hidroponik,
Artikel ini bersumber dari forum kaskus, dan di tulis oleh Marutoklopokono (Pak Ardy), berdasarkan pengalaman dia di kebun hidroponik miliknya di Lembang.
Artikel ini saya edit seperlunya untuk menambahkan informasi.
 |
Kebun Hidroponik Tomat sistem Fertigasi milik Pak Huda di Nongkojajar, kota Malang.
Didalam foto dari kiri adalah Pak Tosin Glio, Pak Tatag Hadi dan Pak Huda. |
Disclaimer/Peringatan :
1. Apa yang ane share di sini hanyalah contoh, sekedar sharing apa yang ane lakukan di kebun,
jangan dijadikan patokan atau bahkan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kondisi kebun kita berbeda-beda Om/Tante sekalian.
Jadi temukan yang paling pas di situ.
2. Yang ane kasih contoh memang hanya Tomat saja, karena Tomat sedikit lebih kompleks daripada Cabe, dll.
Menurut ane kalau lulus di Tomat maka nanem yang lain semoga bisa lancar.
3. Penyiraman ane lakukan 3 kali sehari jam 8 pagi, jam 12 siang, jam 5 sore, masing-masing 200 ml larutan. ( Dengan menyeting Timer pada Jam 08:00, 12:00 dan 17:00 )
Ane pesen aja lakukan penyiraman secara konsisten.
kalau 2 kali sehari ya 2 kali terus, kalau 3 kali ya 3 kali terus sampai panen.
Tomat itu sensitif terhadap perbedaan kuantitas penyiraman.
Jangan sampai kalau gak sempet nyiram gak disiram sama sekali, kalau pas semangat nyiram nyiramnya sampai 5 kali sehari pompa dijalanin.
Jadi yang dimainin TDS-nya, jangan kuantitas penyiramannya.
Ane gak gunakan sistem continue, tapi
Timer.
Karena beberapa penyakit Tomat timbul salah satunya karena ketidak konsistenan penyiraman.
Ane membagi penanaman Tomat dalam
4 Fase yang berbeda.
Kalau ada yang membagi menjadi 3 atau atau bahkan cuma 2, dipersilahkan.
Semua punya alasan masing-masing berdasarkan pengamatan kebutuhan dan kondisi lingkungan kebun.
Selanjutnya, mari kita bahas mengenai Fase Fase tersebut.
Silahkan di baca sampai akhir dan di simak.